Sejarah Kelurahan Jayengan

Kelurahan Jayengan merupakan sebuah daerah yang pada zaman Paku Buwana X, sebelah barat Kraton Surokarto Hadiningrat,±(0,5KM) banyak ditempatkan kerabat – kerabat atau punggawa – punggawa Raja untuk bertempat tinggal di daerah itu. Para Kerabat Raja merupakan Pasukan abdi dalem prajurit istana bernama Jayeng astro, prajurit Prameswari Dalem dan abdi dalem prajurit berani mati, pengawal pribadi raja. Oleh karena itu, Tempat tinggal Pasukan Jayeng Astro, bermetamorfosis menjadi Kampung Jayengan/dikenal dengan Kelurahan Jayengan. Karena letaknya kelurahan Jayengan yang sangat dekat dengan Kraton Saurakarta Hadiningrat sehingga dapat mempengaruhi nama – nama kampung yang berada di Kelurahan Jayengan yaitu:
1.             Kampung Gandekan/Gandhekan, berasal dari kata gandhek yang berarti utusan atau duta raja, oleh karena Jayengan terletak disebelah kiri/kiwo Kraton, sedangkan Gandhekan terletak disebelah tengen/kanan Kraton/timur pasar besar.
2.             Kampung Keparen : Dulu bekas rumah abdi dalem kraton yang khusus mengurusi bahan makan(Pari), Nama abdi dalem tersebut Kyai Among Pari maka sampai sekarang menjadi Keparen
3.             Kampung surobawan
4.             Kampung Kartodipuran, berasal dari nama tempat – tempat kerabat kraton yang bernama Raden Tumenggung Kartodipuro, anggota prajurit Tanastra(bersenjatakan panah).
5.             Kampung Brotodipuran, berasal dari nama tempat tinggal RMNg Brotodipuro, kerabat kraton pada zaman Sunan Paku Buwana X.
6.             Kampung Panyutran, berasal dari nama tempat tinggal abdi dalem Nyutra, bersenjatakan panah dan keris.
7.             Kampung Notokusuman, berasal dari nama tempat tinggal KP Notokusumo, salah seorang putra Sunan Paku Buwana VIII.
Catatan nama Notokusumo kita temukan pada masa:
a.              Raden Adipati Notokusumo, Pati Jawi Kartasura pada zaman Sunan Paku Buwana II (1726 – 1749 ).
Semula Sunan bersika membantu pemberontak Tiongho dengan menyuruh Patih Adipati Notokusumo untuk menyerang Semarang, Namun usaha ini gagal, Akibatnya sikap Sunan berubah, dan menuduh bahwa pemberontakan Tiongho didalangi oleh Patih Notokusumo tersebut ( hal ini sebenarnya hanya untuk membuang tilas/bekas, agar Sunan tidak didakwa oleh Kompeni Belanda membantu Tiongho). Itulah sebabnya Patih Notokusumo ditangkap dan diasingkan ke Sailan, dan kemudian diminta kembali oleh Pangeran Mangkubumi dalam perjanjian Giyanti.
b.             Pangeran Notokusumo. Salah seorang sentana dalem zaman Sunan Paku Buwono III. Tokoh ini akhirnya diabdikan kepada KGPAA Mangkunegaran I (RM Said).
c.              Pangeran Notokusumo II. Pangeran Notokusumo ini dalang zaman Sultan Hamengkubuwana II, yang sangat setia kepada pemerintah Inggris, diangkat menjadi KGPAA Paku Alam I (1813) oleh Thomas Raffles.
8.             Kampung Macanan, berasal dari nama tempat tinggal para prajurit Macanan Hanirbaya. Hanir Boyo pembasmi kejahatan.
9.             Kampung Surolayan, berasal dari nama tempat tinggal prajurit Surolayan, pasukan berani mati.
10.         Kampung Kali Larangan, menurut cerita melalui daerah ini mengalir air dari umbul Pengging yang khusus untuk istana dahulu, saluran air ini terbuka, tetapi karena semakin banyaknya aktifitas social disekitar sungai/kali maka sungai ini dijaga oleh para prajurit raja agar semua orang tidak membuang kotoran atau mengambil airnya agar tidak tercemar, Karena ada larangan inilah daerah tersebut dinamakan Kali Larangan (sungai tercemar).
Kelurahan Jayengan, yang merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Serengan. Mempunyai luas wilayah sekitar 0,293 Km dan terletak ditengah Kota Surakarta dengan batas – batas wilayah, Sebelah Utara Kelurahan Kemlayan, Sebelah Barat Kelurahan Panularan, Sebelah Selatan Kelurahan Kratonan, dan Sebelah Timur Kelurahan Gajahan. Pembagian wilayah Kelurahan Jayengan terbagi dalam 9 RW dan 30 RT dengan pembagian sebagai berikut :
a.       RW I                    terdiri dari       3 RT
b.      RW II                  terdiri dari       3 RT
c.       RW III                 terdiri dari       3 RT
d.      RW IV                 terdiri dari       3 RT
e.       RW V                  terdiri dari       3 RT
f.       RW VI                terdiri dari       3 RT
g.      RW VII               terdiri dari       3 RT
h.      RW VIII              terdiri dari       3 RT
i.        RW IX                 terdiri dari       6 RT
Kelurahan Jayengan sendiri mempunyai 12 kampung, yaitu : Kampung Surobawan, Kampung Jenengan, Kampung Gandekan Kiwo, Kampung Kartopuran, Kampung Keparen, Kampung Jayengan Lor, Kampung Jayengan Tengah, Kampung Jayengan Kidul, Kampung Macanan, Kampung Notosuman, Kampung Panyutran, Kampung Brotodipuro. Luas wilayah Kelurahan Jayengan yang sekitar 0,293 Km meliputi :
a.       Tanah permukiman                      0,271KM2
b.      Tanah perkarangan                      0,005KM2
c.       Taman                                          0,001KM2
d.      Tanah perkantoran                       0,008KM2
e.       Tanah prasarana umum lain         0,008KM2
Berikut adalah nama-nama yang pernah menjadi Lurah di Kelurahan Jayengan hingga saat ini :
1.            Kartiko Lumakso
2.            Marwoto
3.            Hariyadi
4.            Ni Wayan Cikini
5.            Ahmad Riyadi (2001 – 2005)
6.            Marsanto (2005 – 2011)
7.            Maryono (2011 – 2015)
Aris Herjito (2015 –  )

0 komentar:

Posting Komentar